pancasila dilirik sebelah mata


Dalam dunia dimana keseragaman mengancam kebiasaan dan identitas local, seruan pada keautentikan mencatat beberapa keberhasilan. Menaggapi kehidupan modern yang superfisual, keautentikan menawarkan janji tentang suatu yang terpenting. Sementara kehidupan modern tampak sebagai produk dari kekuatan-kekuatan di luar kontrol manusia individu dan entitas-entitas politik yang impoten dan kerdil, keautentikan marangsang penentuan nasib sendiri dan pilihan. Berhadapan dengan kekuatan-kekuatan sains dan penalaran yang begitu dominan di dunia kontemporer, keautentikan mengangkat kembali peran irasionalitas dari kondisi dan keyakinan pada peran-peran penentu.
Pembangunan kemabali kehidupan politik merupakan pencarian keautentikan. Keautentikan adalah suatu upaya untuk mencari landasan, atau mungkin lebih tepatnya, menciptakan landasan. Anggapan ihwal otonomi manusia berarti bahwa landasan politik niscaya mencerminkan upaya manusia, tetapi kebutuhan akan kekompakan mengimplikasikan bahwa upaya manusia, tetapi akan kebutuhan kelompok mengimplikasikan bahwa upaya manusia niscaya harus dipelihara sehingga mereka mangatasi tinkakan manusia bisa dan menjadi basis keputusan manusia berikutnya.
Nah ketika meneropong mengenai ke indonesiaan, tentunya ada yang memilukan dengan negeriku ini kenapa  begitu?  karena  ketika keautentikan itu sudah di pertanyakan kemudian yang  menjadi  pelaku  adalah  orang  yang  memegang  kendali  dalam  suatu kebijakan tentunya nasib negeri ini sudah di ambang kehancuran. Sebagai generasi muda bukan pesimis dengan kejadian yang ada pada negeri ini akan tetapi mari kita cermati bersama. Saya akan mengangkat satu tema saja yaitu mengenai pancasila.
Pancasila di dalam undang-undang dasar 1945 merupakan sebagai filosofis bangsa ini akan tetapi untuk saat ini pancasila sudah tidak lagi menjadi acuan dalam menjalankan roda pemerintahan disebabkan karena apa tentunya menjadi tanda Tanya kita bersama. Semisal dalam kasus mengenai penistaan agama pemerintah atau pun actor yang bermain dalam kasus tersebut akan melirik pancasila apabila sudah tidak ada jalan lain lagi seolah-olah pancasila di jadikan sebagai tempat pelarian tidak di jadikan sebagai landasan atau filosofis dalam menjalankan aturan yang ada. Padahal kalau di cermati secara seksama aitem yang ada di dalam butir pancasila itu merupakan  ciri khas bangsa Indonesia. Ini cuman analisis saya mungkin ada oknum-oknum yang ingin menghancurkan Indonesia, ketika ingin menghancurkan Indonesia tentunya tidak bisa secara prontal,  ketika menghancurkan secara prontal rakyat akan kembali bersatu. Bagaimana berusaha agar rakyat tidak bersatu yaitu dengan memecah belah agar ada gep-gep dalam masyarakat, ketika di dalam masyarakat sudah tidak menyatu lagi tentunya untuk meruntuhkan bangsa ini sangat mudah sekali tanpa mengerahkan pasukan yang kuat pun akan runtuh di karenakan yang di jadikan sebagai pemersatu bangsa tidak lagi menjiwai.
Dapat di akui atau pun tidak “bangsa” ini boleh bertanya kepada sekelompok orang atau sebut saja mahasiswa yang telah menempuh pendidikan tinggi kalau di porsentasekan berapa persen dari mereka yang paham dan menjiwai apa yang terkandung di dalam pancasila? Sangat nihil sekali. Apalagi dihapuskannya mata kuliah pendidikan pancasila kalau di runut dari bawah undang-undang sisdiknas itu tidak mencantumkan pancasila sebagai dasar. Di pendidikan dasar tidak di wajibkan pendidikan pacasila, begitu seterusnya samapai kepada perguruan tinggi. Ini sangat menyedihkan, undang-undang yang mengatur tentang badan hokum pendidikan tidak mencantumkan pancasila jusrtu yang di muat dalam undang-undang tersebut yaitu prinsip nirlama “untung rugi” pendidikan sebagai penopang dimasa mendatang sudah di nodai dengan prinsip yang menguntungkan pemilik yayasan dan lain-lain.
Jika Negara ingin maju maka tingkatkan mutu pendidikan dan jika Negara ingin aman atau di segani di dunia internasiol maka militer di perkuat. Lantas dengan kejadian di negeri ku tercinta bagaimana apa yang bisa di andalkan? Hasil alam? Orang luar yang menguasai. Tidak menutup kemungkinan beberapa tahun mendatang menjadi buruh di negeri sendiri, orang lain yang menikmati sedangkan bangsa Indonesia melihat hanya bisa melihat
Ada beberapa aliran yang menjadi musuh pancasila.
1.      LIBERALISME
2.      SOSIALISME
3.      EXTREEM KANAN
4.      EXTREEM KIRI
5.      SEPARATIS
Bagaimana memerangi aliran ini tentunya kita bangkitkan kembali semangat ke indonesiaan agar rakyat Indonesia tidak menjadi buruh di negeri sendiri, agar rakyat Indonesia tidak lagi di tindas, agar bangsa Indonesia tidak terpecah belah, membentuk aturan yang menyokok dari misi ini yaitu di cantumkannya pancasila di undang-undang sisdiknas agar siswa dari dasar mengerti arti penting pancasila dalam bernegara. Saya mengimbau kepada warga Indonesia mari kita bangun bangsa ini dengan setulus hati tanpa ada tendensi apapun mari kita bangun negeri ini tanpa embel-embel apapun agar ibu pertiwi dapat Berjaya di kancah nasional. Amin……  

Tidak ada komentar: